Text
The Power of habit = Dahsyatnya kebiasaan : mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan dalam hidup dan bisnis
Judul asli : The power of habit
Dalam buku ini Charles Duhigg ingin menyampaikan sebuah klausa bahwa kadang apa yang kita lakukan bukanlah keputusan kita secara sadar, atau dengan kata lain kita melakukan kegiatan sehari-hari tidak jarang di luar alam kesadaran kita. Misal apa yang kita lakukan sesaat setelah mata kita terbuka? Mengecek notifikasi BB? Minum air putih? Mencium pasangan kita? Atau justru berdoa dan lekas berbenah diri? Ternyata itu adalah KEBIASAAN kita. William James berkata di tahun 1892, Seluruh hidup kita, sejauh memiliki bentuk yang pasti, hanyalah sekumpulan kebiasaan (hlm. xv).
Tetapi, sebenarnya bagaimana kebiasaan itu bisa muncul sedemikian tidak terasa?
Untuk memahami bagaimana kebiasaan bisa bekerja seolah-seolah tanpa membutuhkan pertimbangan otak, Charles Duhigg, mengisahkan seorang pasien di rumah sakit bagian syaraf. Tahun 1993, Eugene Pauly (EP) kakek yang berusaia lebih setengah abad, tiba-tiba mengalami kerusakan bagian otak. Kerusakan ini membuat ia amnesia akut. Bahkan tidak mampu mengingat nama-anam anak dan cucunya. Tetapi ternyata setelah diamati berbulan-bulan tampak bahwa EP mampu berjalan-jalan sendiri keliling kompleks dan mampu tahu dimana ia harus pergi ketika perutnya terasa lapar, ketika ingin buang air. Padahal ketika diminta menggambar denah rumah, EP angkat tangan. Kok bisa?
Disinilah kebiasaan bekerja.
Ada memori yang bekerja tentang sebuah RUTINITAS ketika ada TANDA dalam fisik EP untuk mendapatkan GANJARAN. Inilah yang disebuag Charles sebagai lingkaran kebiasaan. Ketika perutnya lapar, otomatis tanpa perlu berpikir, EP akan berjalan menuju dapur, untuk mendapatkan ganjaran berupa perut kenyang.
Ketidakbutuhan kerja otak dalam rutinitas dapat dilihat dalam percobaan yang merekam kerja otak tikus saat diletakkan dalam lorong berbentuk T dengan batangan cokelat ada di salah satu ujung. Kerja otak di awal-awal, cenderung datar dengan dosis yang tinggi. Tikus harus berpikir ketika pintu dibuka, ia harus mencari jalannya mana, ke kanan atau kiri. Tetapi lama kelamaan kerja otak makin turun. TIkus hanya berpikira pada saat pintu terbuka, dan saat mengudap cokelat. Sedang pergerakan mencari letak cokelat tikus tidak memerlukan porsi otak yang besar. So....
Dan keberadaan lingkaran ini secara tidak langsung diterapkan Claude C Hopkins, seorang eksekutif muda Amerika, yang pada tahun 1900-an menerima tawaran seorang teman lama untuk memasarkan pasta gigi pepsodent. Masa itu kesehatan gigi orang amerika tidak menjadi perhatian penting pemerintah. Dan meski lingkaran kebiasaan belum marak masa itu, Hokins mampu menjual pepsodent selama tiga tahun hingga Spanyol, Jerman, dan Cina. Dan dalam satu dasawarsa pepsodent menjadi barang paling laris di dunia. Bagaimana Hokins membujuk orang Amerika yang semula tidak peduli terhadap kesehatan gigi mau memakai pasta gigi? Hopkin memakai tiga aturan lingkar kebiasaan tadi: TANDA-RUTINITAS-GANJARAN. Dalam bahasa Charles disebut sebagai otak mengidam. TANDA: gigi akan muncul lapisan kuning. RUTINITAS: Menggosok gigi dengan pepsodent. GANJARAN: gigi akan kembali putih.
Dan dari lingkaran kebiasaan ini, kita mampu melakukan perubahan terhadap kebiasaan. Dengan tetap memertahankan TANDA dan GANJARAN. Namun mengubah RUTINITAS yang menjembatani antara TANDA dan GANJARAN. Wilson seorang pecandu alkohol akut, mampu menghentikan kecanduannya dan bahkan mampu mendirikan Alcoholics Anonymous, lembaga yang menangani para pecandu alkohol di Amerika. Karena para pecandu alkohol rata-rata tidak mengincar efek fisik dari minum alkohol saat minum banyak alkohol. Mereka hanya minum alkohol saat stres, tertekan, banyak masalah, dll (ini TANDA). Untuk mendapatkan ketenangan dan perasaan plong(ini GANJARAN). Maka rutinitas minum alkohol dapat diganti dengan rutinitas-rutinitas yang lain. Hal ini juga dapat diperlakukan pada kasus-kasus para pengidam nikotin, drugs, dll. Dan AA meyakini perubahan ini harus didasari pada kekuatan tekad, dan kekuatan tekad ini didasari atas kepercayaan atas sebuah kekuatan yang lebih tinggi. yaaa, itu adalah TUHAN dan AGAMA.
Contoh lain adalah kasus Mandy, mahasiswa S2 yang memiliki kebiasaan menggigiti jari tangan hingga kuku-kukunya terlepas dan luka paras. TANDA: gorgi, kesepian, dan gelisah. RUTINITAS: menggigiti kuku. GANJARAN: perasaan tenang. Oleh dokter rutinitas diganti dengan, saat Mandy merasa gelisah tangan diusap-usapkan ke tangan dan memberi turus setiap kali merasa ingin menggigiti jari tangan. Dan ajaib, selama sebulan kebiasaan buruk itu lenyap dari Mandy.
MEMBENTUK KEBIASAAN: menemukan tanda, dan ganjaran. Lalu menentukan rutinitas.
MENGUBAH KEBIASAAN: mempertahankan tanda dan ganjaran, dengan mengubah rutinitas. Setelah berjalan lama, rutinitas baru akan menutup rutinitas lama dan menjadi kebiasaan baru.
Great!!! Bagian pertama sudah memberi perombakan otak. Keren.
Pada bagian kedua disebutkan beberapa orang yang mampu melakukan hal besar dengan mengubah kebiasaan. Kisah Paul O'Neil yang mampu meningkatkan laba perusahaan alumunium, Aluminum Company of America (Alcoa) yang hampir sekarat. Dan Paul mampu menemukan kunci dengan mengubah kebiasaan kunci di perusahaan itu. Yaitu mengubah kebiasaan untuk meningkatkan keselamatan kerja pegawai. Hingga perubahan kunci itu mengubah semuanya, mulai dari gaya komunikasi antar pegawai hingga atasan dan budaya cepat tanggap ketika terjadi kecelakaan.
Lalu ada kisah Starbuks yang di awal mulai menurun, karena karyawan yang loyo. Disini ada pengujian tekad. Ada pengaruh tekad terhadap kinerja Starbucks. Sebagai contoh anak-anak yang mampu menahan untuk memakan marsmallow 15' kemudian dan mendapat ganjaran dua buah marsmallow, ternyata di masa depan memilikikemampuan akademis lebih tinggi.
Selain kedua itu, ada keberadaan krisis atau ancaman. Ternyata itu juga penting dijaga dalam sebuah ritme. Misal kejadian kebakaran di stasiun bawah tanah King's Cross ditengarai karena perusahaan tidak memperhitungkan kemungkinan negatif. Maka dalam pola pikir kita negative thinking juag dibutuhkan untuk kita semakin mawas diri.
Lalu kecerdasan menganalisa target. Ada kisah perusahan marketing Target yang gagal menjajal teknik penjualan dengan mengincar para perempuan hamil karena salah prediksi. Lalu juga dikisahkan tentang bagaimana lagu "Hey Ya!" yang booming hanya karena selalu diselipkan dengan lagu-lagu yang menempel di telinga pendengar radio.
Jadi, beberapa yang harus dicermati. Kita harus mampu menemukan kebiasaan kunci untuk mengubah semua kebiasaan besar. Lalu kita jaga kebulatan tekad. Tekad yang kuat juga harus diimbangi dengan kewaspadaan terhadap krisis yang kapan saja itu bisa muncul. Dan kecermatan memasang target, mampu membuat perusahaan atau kehidupan kita makin oye.
Di bagian ketiga dikisahkan tentang kekuatan rutinitas dalam lingkungan kelompok. Yaitu, tentang kelompok orang kulit hitam yang mampu mengubah kisah pemisahan warna kulit di Amerika masa itu.
Di bagian terakhir, Charles menjelaskan dua kasus yang bernada hampir sama namun memiliki perlakuan dan akibat yang berbeda. Kasus pertama adalah seorang ibu-ibu bernama Angie Bachman, yang berhutang sekian banyak dan dituntut sebuah bar tempat main kasino, karena utang main judi. Dia beranggapan bahwa kehendak main judinya tidak bisa dihentikan. Kasus kedua adalah seoarang suami, Brian Thomas yang membunuh istrinya saat tertidur (semacam ngelindur). Brian Thomas membela diri karena dilakukan tidak sadar, dan rasa dihantui perampok tidak bisa dikendalikan oleh nalarnya.
Tetapi keduanya memiliki akibat yang berbeda. Thomas dibebaskan meski ia menghabisi nyawa orang yang tidak bersalah. Sedang Angie tetap dituntut oleh pihak kasino, padahal dia hanya bersalah pada dirinya sendiri dan pihak kasino tanpa menghilangkan nyawa. Tetapi ada alasan yang utama, yaitu Angie seharusnya mampu mengendalikan lebih kuat rasa ingin main kasinonya. Sedang Thomas benar-benar tidak akan pernah bisa mengendalikan, karena dilakukan dalam kondisi tidak sadarkan diri.
di Bab ini juga Charles semacam memberi kesimpulan.
Orang menjadi baik karena alam, ada pula yang berkata itu karena kebiasaan, sementara yang lain berkata otu karena perintah. (hlm. 269)
Kebiasaan yang secara sadar maupun tidak kita lakukan, baik yang besar maupun kecil, adalah proses membentuk kepribadian kita. Tetapi kata Charles, meskipun kebiasaan sudah tertanam di dalam benak kita, kebiasaan bukanlah takdir. Kita bisa memilih kebiasaan kita, dan kebiasan manapun bisa diubah,asalkan kita tahu bagaimana kebiasaa itu berfungsi(hlm. 269)
Dan satu bagian terpenting sebelum mengubah kebiasaan kita yang dirasa buruk, hal paling menguras tenaga adalah memutuskan untuk berubah, dalam islam ini disebut dengan niat. Itu merupakan kerja keras. Kehendak untuk percaya adalah bahan terpenting menciptakan kepercayaan untuk berubah. Dan bahwa satu metode terpenting untuk menciptakan kepercayaan adalah kebiasaan. (hlm. 272)
Sejatinya kebiasaan adalah hal-hal yang kita pilih. Dan anda pasti akan berubah, andai kepercayaan untuk berubah itu anda jadikan kebiasaan. Kita harus belajar dari fenomena alam, bahwa air melubangi sendiri saluran untuk dialiri, yang semakin lebar dan dalam; dan, setelah alirannya terhenti, ketika mengalir lagi, ditelusurinya kembali jalur yang ia telah buat sendiri. (hlm. 273) dan tidak ada satu rumus untuk mengubah semua kebiasaan. Ada ribuan!! (hlm. 274)
071/PST/KU/2021 | 152.33 DUH p | PERPUSTAKAAN SASANA ABHIPRAYA SMAN 1 TALUN (Koleksi Umum (KU - 100)) | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2022-09-14) |
072/PST/KU/2021 | 152.33 DUH p | PERPUSTAKAAN SASANA ABHIPRAYA SMAN 1 TALUN (Koleksi Umum (KU - 100)) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain