Text
Namaku Dahlia : kisah kelompok perempuan di dusun Lubuk Beringin
Buku ini mengungkapkan gerakan sederhana kelompok wanita menjadi begitu powerfull dalam memberi solusi ekonomi lokal yang efektif. Kearifan lokal mengalir melalui kesadaran akan kebutuhan bersama, kreativitas dan ketahanan serta konsistensi yang luar biasa membuahkan model yang teruji dan dapat berkembang melampaui batas-batas kesederhanaan.
Kaum perempuan di dusun Lubuk Beringin, salah satu kampung di pinggir Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang masuk wilayah Bungo, provinsi Jambi, kita akan menemukan fakta yang berbeda dan menarik. Kita akan bertemu sekelompok perempuan yang luar biasa. Mereka, dengan kesederhanaannya mematahkan mitos mengenai perempuan Melayu kampung yang tidak mengerti apa-apa.
Mereka mungkin tidak mengerti dan tidak mengikuti perdebatan mengenai gender equality. Mereka bisa jadi tidak tahu ap aitu capital flight. Bahkan sangat mungkin perempuan-perempuan ini tidak peduli dengan teori-teori dan juga regulasi mengenai lembaga keuangan. Tapi mereka adalah organisator andal. Mereka adalah sekelompok jutawan tanpa mereka sadari.
Mereka mengkreasikan kegiatan “yasinan” yang biasa-biasa saja menjadi arisan, yang kemudian terus mereka kembangkan menjadi lembaga keuangan yang kuat. Mereka mampu menahan aliran modal keluar dari desa untuk berbagai keperluan bersama. Bahkan sedikit banyak mereka telah menemukan jawaban atas pertanyaan rumit mengenai keadilan gender, terutama keadilan akses dan kontrol terhadap sumber daya dengan kaum laki-laki.
282/PST/KU/2022 | 305.4 SYA n | PERPUSTAKAAN SASANA ABHIPRAYA SMAN 1 TALUN (Koleksi Umum (KU - 300)) | Tersedia |
283/PST/KU/2022 | 305.4 SYA n | PERPUSTAKAAN SASANA ABHIPRAYA SMAN 1 TALUN (Koleksi Umum (KU - 300)) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain